8/10/2010

Pikirkan Masa Depanmu

Hai putih-abuabuers! Alhamdulillah, akhirnya UN kelar juga. Setelah kamu dibikin ‘sport jantung’ ngadepinnya, sekarang kamu bisa sedikit bernapas lega. Eits, inget jangan banyak-banyak dulu bernapas leganya, karena perjuanganmu masih belum berhenti. Jangan dulu terlalu ‘over pede’ ngerasa pasti lulus sebelum surat keputusan kelulusan itu kamu baca dengan mata-kepala sendiri. Ok? Yang pasti, kami segenap kru gaulislam (tanpa diminta pun) bakal selalu ngedoain kalian semua supaya bisa lulus 100% dengan nilai yang memuaskan dan bisa ngelanjutin pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Insya Allah, amin Ya Robb.

Nggak ngaji nggak Terndy.

Halah, ini kan semboyannya program [klinik] gaulislam yang kita geber saban Rabu abis shubuh di Radio KISI 93.4 FM Bogor ya? Hehe.. bener Bro, ini sengaja kita jadikan judul buletin gaulislam edisi ini. Biar mantaplah. Soalnya, kita masih sering ketemu sama temen-temen yang lebih asyik ngomongin dandanan, gaul soal film terbaru, konser musik, berbusa-busa bahas kehidupan selebriti, gitu lho. Untuk apa tujuan mereka ngobrolin semua itu? Konon kabarnya biar disebut anak gaul dan ngetren. Sementara kalo urusan ngaji mah dibilangnya kampungan dan jatahnya orang yang udah TOP alias Tua Ompong Peot. Glodak!

Jangan main - main dengan hidupmu

Pernah dengar nggak ungkapan-ungkapan kayak gini? “Ah elo nggak keren kalo nggak mabok!” ; “Ah elo nggak jantan kalo nggak ngerokok”; “Ah elo nggak gaul kalo nggak ditato”

Setuju nggak elo sama ungkapan-ungkapan tersebut? Kalo elo nggak setuju gue kasih jempol deh buat elo karena elo bisa menggunakan pikiran dan akal sehat elo dengan baik. Tetapi kata-kata tersebut sering banget menginspirasi banyak orang—nggak peduli tua atau pun muda—yang penting orang yang pikirannya pendek pasti akan ngikut aja. Orang model gini, biasanya berprinsip: yang penting sebuah pengakuan supaya bisa dibilang kerenlah, jantanlah gaullah dan sejuta predikat yang nggak nyambung sama fakta. Iya nggak?

Jangan ada Cinta di FaceBook

Lah kok facebook lagi? Haduh-haduh! Jangan kaget gitu dong. Bagi pembaca setia buletin remaja gaulislam pasti tahu kalau kita udah pernah buat tema yang sama mengenai facebook. Ups! Meskipun demikian jangan menilai artikel ini monoton atau itu-itu aja. “Emang apanya yang beda?” ya beda lah kali ini kita nggak bahas facebook tapi kita bahas FB. “Lah sama aja itu sih!” haha bukan ding. Kali ini kita akan bahas facebook dari segi C.I.N.T.A. “Kayak judul lagu?” nggak apa-apa ya? Heup! Serius donk! Kapan mulainya, nih!

7/20/2010

KEMISKINAN RAKYAT MERISAUKAN, PENGUASANYA BERMEWAH-MEWAHAN

[Al Islam 515] Seperti yang dilansir sejumlah media, jumlah orang miskin makin merisaukan seiring kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) per 1 Juli 2010. Pasalnya, kenaikan TDL memberikan efek domino berupa kenaikan harga sembako, ancaman PHK dan pengangguran.

4/06/2010

MERINDUKAN MATI SYAHID

Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Anas bin Nadhar pernah berkata, “Pamanku tidak turut serta di dalam Perang Badar sehingga ia sangat kecewa sekali.”
Lalu Anas bin Nadhar berkata, “Di dalam Perang Badar aku tidak turut serta. Akan tetapi, kelak jika ada lagi peperangan, pasti Allah akan melihat apa yang akan kulakukan.”
Tatkala Perang Uhud terjadi, ia turut serta bersama Nabi saw. Lalu ia ditemui oleh Sa’ad bin Mu'adz. Anas bin Nadhar kemudian berkata kepadanya, “Abu Amrullah, aku mendapatkan, harumnya surga telah kucium di dekat Uhud.”
Setelah itu, ia maju ke dalam kancah pertempuran hingga gugur. Ketika dilihat, dijumpai pada tubuhnya delapan puluh lebih luka bekas tusukan.
Saudara perempuan Anas berkata selanjutnya, “Aku tidak mengenal wajah saudaraku, Anas bin Nadhar, kecuali melalui jari tangannya.”
Sehubungan dengan peristiwa Anas bin Nadhar ini, Allah Swt. menurunkan ayat-Nya:

مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلاً
Di antara orang-orang Mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Lalu di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu. Mereka sedikitpun tidak mengubah (janjinya). (QS al-Ahzab [33]: 23).

Para sahabat berpendapat bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Anas bin Nadhar. (Ibn Katsir, Al-Bidâyah wa an-Nihâyah, jld. IV/32).
Sementara itu, Imam ath-Thabrani menukil riwayat dari Sa’ad bin Abi Waqash yang menuturkan bahwa ‘Abdullah bin Jahsy, pada hari terjadinya Perang Uhud, berkata pada Sa’ad, “Maukah engkau berdoa?”
Lalu, kedua orang itu menepi dan berdoa.
Sa’ad berdoa, “Ya Allah, jika aku berperang, datangkanlah kepadaku seorang musuh yang paling kuat dan bengis, yang memerangiku dan akupun memeranginya, kemudian aku memenangkannya sehingga dia terbunuh dan hartanya kurampas.”
‘Abdullah bin Jahsy pun mengiyakan permintaan Sa’ad tersebut.
Giliran ‘Abdullah bin Jahsy berdoa, “Ya Allah, datangkanlah kepadaku seorang musuh yang paling kuat dan paling bengis. Aku akan memeranginya dan dia pun memerangiku sehingga dia berhasil membunuhku dan memotong-motong hidung dan telingaku. Dengan begitu, jika kelak Engkau menanyaiku, aku akan menjawab, bahwa si Fulanlah yang telah memotong-motong hidung dan telingaku di jalan Allah. Lalu Engkau akan menjawab, ‘Benar, wahai hamba-Ku.’”
Sa’ad berkata (kepada putranya yang diceritai tentang kisah ini, pen.), “Putraku, doa ‘Abdullah bin Jahsy ternyata lebih baik daripada doaku. Aku lalu melihat pada siang harinya (pada pertempuran tersebut), hidung dan telinganya telah terpotong dan diikat pada seutas tali.”
Duhai kaum Muslim, adakah generasi umat ini merindukan kesyahidan sebagaimana para sahabat Rasulullah saw. merindukannya? Ataukah kesenangan dunia telah menjerat umat ini hingga memunculkan rasa takut mati? [AF]

About this blog

Powered By Blogger

Followers

SYABAB.COM - membuka cakrawala dunia

Hizbut Tahrir Indonesia

Search


Recent Posts

Recent comments

Search

Menu

On DVD

waktu

Pages